Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh Irwansyah (dua kiri) dan Royes Ruslan (kiri), serta Wakil Ketua Komisi II Devi Yunita (kanan) melihat kondisi prasarana dan sarana tempat wisata Ulee Lheue Park bersama pejabat Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Pariwisata Pemko Banda Aceh di Ulee Lheu, Banda Aceh, Rabu (2/6/2021).

Banda Aceh – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh meninjau bangunan taman bermain dan pusat kuliner Ulee Lheue Park. Hal ini sebagai respons cepat anggota dewan menindaklanjuti adanya laporan kerusakan lantai jembatan masuk ke area taman tersebut.

Hadir dalam kunjungan itu, Sekretaris Komisi III, Irwansyah, anggota Komisi III Royes Ruslan, dan Wakil Ketua Komisi II, Devi Yunita, yang turut didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, Iskandar dan Sekretaris Dinas PUPR Kota Banda Aceh, Cut Ahmad Putra, Rabu (02/06/2021).

Pada kesempatan itu, Sekretaris Komisi III Irwansyah mengatakan, usai mendapatkan laporan warga terkait kerusakan fasilitas tersebut pihaknya langsung berkoordinasi dengan dinas terkait agar segera memperbaikinya dan melanjutkannya dengan meninjau langsung ke lokasi.

“Kami selalu menyampaikan agar publik terlibat dalam pembangunan dan merawat Kota Banda Aceh, salah satunya dengan memberikan laporan-laporan lewat media sosial dan sarana media lainnya. Dan hari ini kami menindaklanjuti laporan itu dan mengajak dinas terkait untuk melihat langsung lokasi. Setelah kita pastikan memang ada kerusakan di jalur jalan kaki di Ulee Lheue Park ini,” kata Irwansyah.

Lihat juga: [FOTO]: Komisi III Tinjau Sarana Wisata di Ulee Lheue Park

Menurut Irwansyah, belajar dari kerusakan jembatan ini ke depan perlu ditingkatkan penjagaan terhadap aset yang telah ada. Penjagaan aset merupakan hal yang penting agar tidak dilakukan penyalahgunaan fungsi.

Sebenarnya kata Irwansyah, fungsi jembatan ini hanya untuk para pejalan kaki dan fungsi estetis, tetapi mungkin selama ini juga digunakan oleh pengendara. Sehingga menyebabkan kerusakan lebih cepat dari usia bangunan.

“Sudah kami pastikan tadi, semua sudah sesuai spek pekerjaan, hanya saja mungkin ke depan perlu kita kritisi desain perencanaan terutama dalam hal pemilihan material, untuk kondisi terbuka mungkin material conwood kurang fektif, ganti saja dengan papan tebal dan dalam pekerjaan perbaikan ini kita sarankan ada penambahan rangka pada konstruksinya dan diganti alas lantainya dari conwood dengan papan, serta dipasang beton modis pencegah masuknya kendaraan ke jalur tersebut,” ujar Irwansyah.

Pihaknya mendorong dinas terkait agar segera memperbaiki sehingga sarana di destinasi wisata Banda Aceh tidak rusak. Ia juga mengajak semua pihak agar bersama menjaga apa yang telah dibangun wali kota selama ini. “Kami dari DPRK juga mengapresiasi atas niat dan iktikad baik dari dinas teknis yang melakukan pekerjaan ini, dan langsung ada pekerjaan untuk memperbaiki jalur ini dari kerusakan yang telah terjadi,” tutur politisi PKS itu.

Hal serupa juga disampaikan anggota Komisi III Royes Ruslan, setelah dilakukan penelusuran oleh pihaknya ternyata bangunan tersebut sudah dilakukan dari tahun 2019. Hanya saja peresmian baru dilakukan beberapa waktu lalu, artinya memang bukan kerusakan yang terjadi sebelum waktunya.

“Saya pikir memang ini sudah dalam proses masa kondisinya menurun,” kata Royes Ruslan.

Royes Ruslan juga mengapresiasi Dinas PUPR yang hari ini langsung memperbaiki kerusakan tersebut, ia berharap ke depan dilakukan perawatan.

“Mudah-mudahan ke depan dilakukan perawatan dan dijaga supaya taman ini tetap bagus, kualitasnya tetap terjaga dan masyarakat perlu diedukasi kalau itu bukan untuk kendaraan roda dua, jangan sampai disalahgunakan,” ujar Royes Ruslan.

Sementara Sekretaris Dinas PUPR Kota Banda Aceh, Cut Ahmad Putra mengatakan, pekerjaan penataan tempat wisata Ulee Lheue ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama pada tahun 2019 yang meliputi pekerjaan play ground, kemudian bangunan induk, dan jembatan.

Putra menjelaskan jembatan ini dalam DED yang disiapkan oleh perencanaan itu menggunakan material conwood. Menurutnya dari material ini sudah bisa dipastikan jembatan itu hanya peruntukannya untuk pejalan kaki. Umur jembatan ini relatif pendek, mungkin selama ini karena faktor pemanfaatannya tidak sesuai dengan fungsinya. Namun demikian pihaknya akan terus melakukan perbaikan dari kerusakan yang terjadi.

“Kami berharap di sini adanya peran serta kita semua baik itu dari masyarakat juga harus menjaga dan memberikan informasi kepada kami jika ada yang rusak agar dinas PUPR secara sigap kami melakukan perbaikan,” tutur Putra.[]

Tindaklanjuti Laporan Warga, Dewan Tinjau Kawasan Ulee Lheue Park
Tagged on:         

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *