Banda Aceh – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar, meminta Pemerintah Kota Banda Aceh untuk memanfaatkan aparatur gampong dalam mengantisipasi peredaran Covid-19 di Banda Aceh.

“Pemko perlu memberdayakan pihak kecamatan dan aparatur gampong untuk melakukan pageu gampong.
Keuchik dan ulee jurong (kepala lorong) perlu mendata dan mengawasi orang yang keluar masuk gampong,” kata Farid Nyak Umar, Sabtu malam (27/06/2020).

Hal tersebut disampaikan Farid Nyak Umar, mengingat angka pasien terpapar Covid-19 di Aceh semakin meningkat dalam beberapa hari ini.

Menurut politisi PKS itu, dengan adanya peran aparatur gampong nantinya jika ada warga gampong yang baru pulang dari luar kota (terutama dari zona merah) diminta melakukan rapid test atau swab test dan diharuskan untuk melakukan karantina mandiri.

“Sedangkan orang ber KTP luar (terutama zona merah) yang masuk ke gampong harus menunjukkan surat bebas Covid-19 dan isolasi mandiri selama 14 hari,” ujarnya.

Di samping itu Farid juga menekankan untuk kembali memperketat pintu-pintu masuk ke Kota Banda Aceh, pertama melalui jalur darat yaitu terminal Type A Batoh.

Karena setiap harinya ada puluhan bus dari Sumut yang masuk ke Banda Aceh, maka para penumpang perlu diperiksa, apakah dilengkapi dengan surat bebas covid, memakai masker, dan penerapan physical distancing.

“Karena terminal type A Batoh berada di bawah Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah I Kemenhub RI, maka kami sarankan Dishub Kota melakukan koordinasi dengan Dishub Propinsi dan BPTD,” kata Farid.

Begitu juga dengan terminal L300 Lueng Bata, harus menerapkan protokol kesehatan untuk para penumpang yang tiba di terminal baik pemeriksaan suhu tubuh, serta menyediakan wastafel portabel, untuk mencuci tangan dan pakai masker dikoordinir langsung oleh Dishub Kota karena milik pemko.

“Sementara jalur laut Pelabuhan Ulee Lheu, memperketat penerapan protokol kesehatan, khususnya terhadap warga negara asing dan warga dari zona merah hrs memperlihatkan surat bebas Covid-19,” ujar Farid.

Lebih lanjut Farid menyarankan agar Rumah Sakit Umum Meuraxa untuk segera dilakukan sterilisasi semua ruangan, dengan penyemprotan disinfektan semua kompleks RSUM, karena sudah ada tenaga medis dan paramedis yang positif.

Menurut Farid dari hasil kunjungan pimpinan dan Komisi IV beberapa waktu lalu, disampaikan oleh Dirut RSUM bahwa RSUM belum siap untuk menangani pasien positif karena tidak memiliki fasilitas lengkap dan SDM, tapi RSUM hanya menangani ODP dengan gejala. Namun saat ini RSUM sudah menangani pasien yang positif.

Karena itu perlu disediakan suplemen seperti vitamin untuk tenaga medis dan paramedis yang bertugas, dibekali dengan alat pelindung diri yang standar dan maksimal, harus dipastikan bahwa mereka mendapatkan proteksi dalam menjalankan tugas mulia tersebut.

Di samping itu perlu disediakan tempat penginapan khusus untuk tenaga medis dan paramedis yang menangani pasien positif Covid-19 di RSU Meuraxa, yang lokasinya terpisah dari RSUM.

Kemudian mendukung segala kebutuhan mereka, seperti konsumsi, vitamin, dan kebutuhan lainnya agar mereka fokus dalam menjalankan tugas.

Menurutnya ini penting untuk mengantisipasi adanya penolakan terhadap tenaga medis dan paramedis oleh warga gampong tempat mereka berdomisili. Disediakan transportasi khusus untuk mereka dari dan ke tempat tugas.

“Terpenting saat ini, fokus pada penanganan pasien dan meminimalisir peningkatan kasus, jangan terpecah konsentrasi dengan persiapan new normal,” tutup Farid Nyak Umar.[]

DPRK Minta Pemko Maksimalkan Fungsi Pageu Gampong untuk Antisipasi Covid-19
Tagged on:     

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *