Banda Aceh – Pemberlakuan belajar dari rumah secara daring yang diterapkan oleh Pemko Banda Aceh sejak 16 Maret 2020 akibat pandemi Covid-19 mendapat berbagai respons dari warga kota.
Karena sudah berlangsung selama sembilan bulan, belajar dari rumah dikhawatirkan menurunkan semangat belajar anak. Pemicunya karena mereka tidak dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan sekolahnya, khususnya dengan guru dan sesama peserta didik.
Selain itu para wali murid juga merasa khawatir dengan penyalahgunaan gadget oleh peserta didik tanpa sepengetahuan orang tua.
Keluhan tersebut disampaikan sejumlah warga Kota Banda Aceh kepada Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, dalam kegiatan reses dewan masa persidangan I tahun 2020/2021 di Gampong Beurawe, Kec Kuta Alam, Jumat (4/12/2020).
Dalam kesempatan itu, warga juga menyampaikan unek-uneknya agar pemerintah segera memberlakukan sekolah tatap muka seperti biasa.
Menanggapi keluhan warga tersebut, Farid Nyak Umar, mendorong agar pemerintah kota untuk dapat melakukan persiapan proses belajar mengajar secara tatap muka di sekolah. Namun, dengan catatan, tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat.
Di hadapan warga Farid juga menyampaikan, dalam rapat paripurna pada 30 November 2020 lalu, DPRK Banda Aceh juga sudah menyampaikan kepada Wali Kota untuk melaksanakan kembali belajar tatap muka.
Farid menggarisbawahi protokol kesehatan seperti menjaga kebersihan lingkungan sekolah, menyemprotkan desinfektan secara berkala, menyediakan wastafel portabel untuk memudahkan warga sekolah mencuci tangan, serta menerapkan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menerapkan sistim shift untuk menjaga arak antar siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
“Tentunya kesiapan sekolah dan warga sekolah baik murid atau siswa, kepala sekolah, guru, serta orang tua harus dipastikan agar terlaksananya proses belajar tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Ia menambahkan, yang paling penting dalam proses belajar tatap muka perlu dimulai dengan menyosialisasikan secara massif penerapan prokes kepada siswa, guru, serta para orang tua. Dilanjutkan dengan edukasi kepada warga sekolah, kemudian simulasi sebagai tanda kesiapan pihak sekolah untuk melakukan belajar secara tatap muka di masa pandemi Covid-19 khususnya di Kota Banda Aceh.
“Yang perlu dipastikan yakni kesiapan dari siswa-siswinya, guru, orang tua dan warga sekolah agar tetap menjaga protokol kesehatan yakni 3M, mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak saat proses belajar-mengajar,” tutur politisi PKS itu.[]