Banda Aceh – Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh menggelar Rapat Paripurna Istimewa memperingati HUT ke-817 Kota Banda Aceh. Rapat berlangsung di Lantai IV Ruang Utama DPRK dan dipimpin oleh Ketua DPRK, Farid Nyak Umar, Jumat (22/04/2022).
Hadir dalam rapat tersebut Wakil Ketua I DPRK, Usman, Wakil Ketua II, Isnaini Husda, Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, Wakil Wali Kota Banda Aceh, Zainal Arifin, serta segenap anggota DPRK, SKPK, Forkopimda, dan undangan lainnya.
Dalam sambutannya Farid Nyak Umar menyampaikan, peringatan hari jadi ke-817 Kota Banda Aceh ini juga sebagai wujud syukur atas berbagai anugerah dan karunia Allah Swt kepada kota dan warga Banda Aceh selama ini.
“Pada hari ini kita memperingati hari jadi Kota Banda Aceh sebagai salah satu kota tua yang erat kaitannya dengan sejarah kegemilangan Kerajaan Aceh Darussalam,” kata Farid.
Berkaca dari sejarah kejayaan masa lalu tambah Farid, maka kondisi hari ini juga akan menjadi bagian dari sejarah di masa depan dalam mengisi, membangun, dan mengelola Kota Banda Aceh.
Oleh karena itu, peringatan ini hendaknya dapat dijadikan sebagai momen yang tepat untuk bermuhasabah atau introspeksi diri, serta memperbarui komitmen bersama dalam memberikan bakti dan karya nyata bagi perkembangan dan kemajuan Kota Banda Aceh ke arah yang lebih baik lagi.
“Itu semua kita lakukan sebagai wujud implementasi dan ungkapan terima kasih, rasa syukur, dan kebanggaan kita pada kota yang telah menaungi dan memberikan penghidupan bagi kita dan seluruh warga selama ini,” ungkapnya.
Farid menambahkan, dalam mewujudkan Kota Banda Aceh yang gemilang dalam bingkai syariah merupakan cita-cita luhur dan mulia, tetapi untuk menuju kepada kemuliaan tersebut tidaklah mudah. Berbagai ujian, cobaan, dan rintangan akan silih berganti.
Farid juga mengingatkan, untuk mewujudkan kota yang maju dan modern, berbagai pembenahan dan kebijakan perlu terus dilakukan seperti prasarana dan sarana umum yang menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat kota, di antaranya pasar, pendistribusian air bersih, pengaturan lintas dan perparkiran, penanganan sampah, pusat pelayanan publik, pelayanan kesehatan, rehabilitas sosial, serta sarana pendukung lainnya. Perlu terus dibenahi dan ditangani secara lebih baik, profesional, dan berkelanjutan.
“Kita menyadari dan mengakui bahwa semua ini bukanlah pekerjaan yang mudah dan sederhana. Karena itu, keyakinan, ketekunan, dan kesabaran untuk berbuat, haruslah selalu ditanamkan dan ditumbuhkembangkan dengan sebaik-baiknya. Semua permasalahan, tantangan dan rintangan, haruslah dihadapi dan disikapi secara lebih bijak dan arif untuk kemudian diantisipasi dengan berbagai solusi yang mendidik, mengayomi, dan mencerahkan,” katanya.
Melalui momentum tersebut Farid juga menyampaikan bahwa dewasa ini masyarakat sudah semakin kritis dalam menanggapi berbagai fenomena yang berkembang. Sedikit saja kesalahan yang dilakukan oleh aparatur pemerintah akan cepat terekspos melalui media sosial. Eksistensi penyelenggara pemerintah pun kerap dipertanyakan dan dikritisi oleh masyarakat.
Farid mencontohkan, adanya unjuk rasa, polemik di media massa, berkembangnya wacana dan opini publik, serta beragam sikap lainnya, merupakan reaksi kritis masyarakat yang perlu diterima dan diperhatikan dengan tangan terbuka dan lapang dada.
“Untuk kemudian kita sahuti dengan solusi-solusi yang bijak, yang berpihak pada kemaslahatan rakyat banyak. Kecenderungan untuk menutup diri dari segala macam bentuk kritikan terhadap kinerja pemerintah sudah bukan masanya lagi untuk kita terapkan di zaman ini. Zaman yang sering disebut sebagai zaman now atau zaman milenial,” tutur Farid.[]